Halo semua,
sebelumnya kita sudah membahas masalah gempa bumi, dimana
kita tahu gempa bmi tersebut dapat menimbulkan getaran di sekitar dari pusat
getaran, dan bahkan untuk pusat yang mengalaminya bisa saja terjadi keretakan
pada struktur dan pondasi dari tanahnya.
Sekarang saya akan membahas tentang alat untuk mengantisipasi getaran
dari gempa bumi tersebut, ada yang tau ngak sebelumnya alat yang biasanya
digunakan untuk mengukur getaran, tepat sekali, SEISMOMETER. Seismometer
berasal dari bahasa Yunani yaitu “seismos” berarti gempa bumi dan “metero” yang
berarti mengukur. Seismometer pertama kali ditemukan oleh Zhang Heng di China
pada abad ke 2. Kemudian John Milne menemukan horizontal pendulum seismograf di
Imperial of Engineering (Jepang) pada tahun 1880. Seismometer yang digunakan
hingga merekam sinyal dari gempa bumi disebut seismograf. Sedangkan hasil
rekaman pada piasnya disebut seismogram. Sebuah seismograf dapat mencatat gempa
komponen vertical dan masing- dan gempa komponen horizontal.
Ketika terjadi gempa, getaran gempa yang terekam adalah gelombang primer karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan datang paling akhir karena memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua getaran dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Skala Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter* merupakan skala yang
digunakan, namun skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur
kekuatan gempa bumi yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan skala-skala
ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya berguna untuk
mengantisipasinya seperti desain konstruksi bangunan dan jalan raya
Pembuatan
Seismograph sederhana
Seismograph pada umumnya terdiri dari massa yang melekat pada dasar yang
tetap. Selama gempa bumi, basis/dasar bergerak dan massa tidak. Gerakan basis
terhadap massa diubah menjadi tegangan listrik. Tegangan listrik
dicatat/direkam di atas kertas, pita magnetik, atau media rekaman lain
Alat dan Bahan
a. Kardus
b. gelas plastik
c. Spidol
d. benang/tali/pita
e. plastisin (lili mainan)
f. kertas
g. gunting
h. satu gelas batu kecil (kerikil), kelereng
atau apapun yang dapat dijadikan pemberat.
Pembuatan Alat
a. Ambil sebuah kotak dan buka bagian
penutup atasnya. Potong penutup bagian atasnya dan putar kotak sehingga sisi
yang terbuka menghadap ke arahmu.
b. Dengan menggunakan gunting, buatlah dua
lubang yang saling bersebelahan dibagian tengah atas kotak. Mintalah bantuan orang
dewasa untuk melubangi kardus tersebut.
c. Buatlah sebuah lubang dibagian
tengah bawah gelas plastik, satu lubang di sisi gelas plastik, dan satu lubang
lagi persis dihadapan lubang yang tadi.
d. Masukkan spidol melalui lubang yang ada
dibagian tengah bawah gelas plastik. Ujung spidol yang digunakan untuk menulis
harus mencuat keluar ke bawah cangkir.
e. Jika lubang yang kamu bikin terlalu
besar, masukkan lilin mainan (plastisin) disekitar lubang sehingga spidol tidak
bisa bergerak/bergoyang.
f. Potong benang kira-kira sepanjang 45
cm, dan masukkan ujung benang melewati dua lubang yang ada di sisi gelas
plastik.
g. Kemudian, masukkan benang melalui lubang
di dalam kotak, sehingga kedua ujung benang sama-sama berada diluar kotak dan
ikat ujung benang tersebut.
h. Isi gelas plastik dengan kerikil
atau kelereng, atau dengan apapun yang bisa dijadikan pemberat. Jangan sampai
penuh, cukup ¾ nya saja.
i. Potong selembar kertas yang
panjangnya sama dengan panjang kotak.
j. Letakkan kertas dibawah ujung
spidol. Buka penutup spidol dan usahakan ujung spidol tersebut menyentuh
permukaan kertas.
k. Sekarang goyang-goyangkan kotak tersebut
ke kanan dan ke kiri, maka akan diperoleh garis yang berlekuk-lekuk pada permukaan
kertas.
Prinsip kerja
Seismometer sederhana menggunakan sebuah beban, pegas dan sebuah penunjuk
skala. Beban digantungkan pada sebuah pegas dengan ujung pegas yang lain
tergantung pada sebuah tempat. Ketika terjadi getaran atau gempa, maka pegas akan
segera meregang atau memendek dan beban akan bergerak karena mempertahankan
keadaan inersia/kelebaman akibat bergerak pegas tersebut. Kemudian jarum
penunjuk pada beban akan menunjukan skala dari getaran yang timbul. Seismometer
jenis ini digunakan untuk mengukur gempa yang arah geraknya vertikal.
Seismometer yang menggunakan pendulum digunakan untuk mengukur gempa yang
arah geraknya horizontal. Perangkat ini terdiri dari sebuah horizontal pendulum
seperti terlihat pada gambar. Ketika terjadi getaran yang arah geraknya
horizontal, maka bola pendulum akan bergerak kesamping dan dibagian bawahnya
ada alat seperti pena untuk menggambarkan grafik getaran yang terjadi pada
sebuah kertas. Akan tetapi penggunaan pendulum yang sederhana ini belum dapat
untuk merekam dengan bagus getaran dengan frekwensi rendah. Untuk mengatasinya,
digunakan inverted pendulum yang terdapat pegas pada kedua sisi bola pendulum.
Sehingga ketika bergetar, maka salah satu pegas akan meredam getaran dan pegas
yang lain memberikan tambahan gaya kepada pendulum yang berakibat pendulum
dapat berosilasi dengan frekwensi yang kecil sehingga getaran berfrekwensi
rendah tersebut akan dapat direkam pada kertas.
Klo dilihat- lihat alat diatas hanya bisa kita terasa klo kita dalam keadaan terjaga iyakan
bagaimana klo kita dalam keadaan tidur, apalagi yang sampai molornya tidak bisa dibangunin tuh, spertinya perlu suatu alarm untuk membangunkan kita agar bisa terbangun, iya kan
berikut cara pembuatan alatnya yang berupa alarm ya . . .
Bahan
1. Bell pintu kabel (bukan wireless)
2. Kawat listrik halus (bisa dipakai dari kabel bell pintu)
3. Kawat (saya pakai dia 2 mm) (untuk dibuat ring/cincin)
4. Pipa paralon (PVC) (saya pakai 1,5” x 40 cm) (berguna sbg pelindung dari angin atau binatang seperti cicak)
5. Unting-unting* (yang diharapkan bergerak saat gempa)
6. Paku secukupnya
* alat tukang berguna untuk menentukan posisi vertikal, kadang disebut bandul aka. lot
Alat:
1. Palu
2. Tang
3. Gergaji
4. Lain2 yang diperluka
1. Bell pintu kabel (bukan wireless)
2. Kawat listrik halus (bisa dipakai dari kabel bell pintu)
3. Kawat (saya pakai dia 2 mm) (untuk dibuat ring/cincin)
4. Pipa paralon (PVC) (saya pakai 1,5” x 40 cm) (berguna sbg pelindung dari angin atau binatang seperti cicak)
5. Unting-unting* (yang diharapkan bergerak saat gempa)
6. Paku secukupnya
* alat tukang berguna untuk menentukan posisi vertikal, kadang disebut bandul aka. lot
Alat:
1. Palu
2. Tang
3. Gergaji
4. Lain2 yang diperluka
Tidak harus seperti ini yang penting prinsip kerja alat (bisa disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada disekitar rumah).
Prinsip kerjanya sih sama saja dengan menekan bell pintu, hanya saja saklar bell dimodifikasi untuk berbunyi saat goyangan unting menyentuh cincin.
Langkah-langkahnya silakan lihat foto2 dan diagram (tutorialnya pake gambar aja yach saya rasa sudah cukup dimengerti) di bawah ini:
Sedangkan untuk sketsa gambarnya sperti ini:
Dengan memakai unting-unting yang berbentuk kerucut terbalik itu, kita
bisa mengatur tingkat sensitivitas dari alarm kita dengan menarik atau
menurunkan unting. Selain itu unting mempunyai berat yang cukup untuk bergerak
saat terjadi goyangan.
Yang perlu diperhatikan:
1. Unting dan kabel berbahan konduktor seperti tembaga, besi dan lain-lain.
2. Unting2 dan kabel penggantungnya harus bergerak bebas dalam pipa PVC maupun pada cincin kawat.
3. Bagian atas maupun bawah PVC dibuatkan kotak untuk antisipasi gangguan angin dll (syukurnya saya punya kotak dari plastik sehingga bisa mengontrol posisi unting tanpa harus membuka kotak).
4. Nada bell jangan sama dengan bell pintu.
Tips
1. Baiknya cari nada seperti lagu, jadi agak lebih panjang.
2. Pakai baterai alkaline supaya lebih awet.
3. Kotak pembungkusnya lebih baik transparan supaya memudahkan pengecekan
Yang perlu diperhatikan:
1. Unting dan kabel berbahan konduktor seperti tembaga, besi dan lain-lain.
2. Unting2 dan kabel penggantungnya harus bergerak bebas dalam pipa PVC maupun pada cincin kawat.
3. Bagian atas maupun bawah PVC dibuatkan kotak untuk antisipasi gangguan angin dll (syukurnya saya punya kotak dari plastik sehingga bisa mengontrol posisi unting tanpa harus membuka kotak).
4. Nada bell jangan sama dengan bell pintu.
Tips
1. Baiknya cari nada seperti lagu, jadi agak lebih panjang.
2. Pakai baterai alkaline supaya lebih awet.
3. Kotak pembungkusnya lebih baik transparan supaya memudahkan pengecekan
ok, sekian dulu ya mengenai pembuatan alat seismograf sederhana ya